Rabu, 06 September 2017

Mengais Ceruk Lewat Lapak Produk Sehat

Lemonilo mencoba mengeksplorasi tren hidup sehat dengan menyediakan produk sehat dan natural yang terjangkau.



Industri e-commerce yang telah dikuasai pemain besar membuat banyak startup lokal pilih mengembangkan layanan e-commerce yang menyasar pasar khusus atau niche market. Secara khusus e-commerce model ini memberikan penawaran lebih kepada pembeli dengan menghadirkan produk unik, beda, dan menarik serta memberikan layanan pelanggan yang istimewa.

Satu lagi e-commerce “niche” yang ikut meramaikan persaingan adalah Lemonilo.com, market place yang mempertemukan penjual dan pembeli produk-produk sehat serta natural. “Lemonilo merupakan healthy lifestyle ecosystem yang terdiri dari tiga pilar, yakni market place; produk sehat dan natural; dan komunitas hidup sehat,” kata Shinta Nurfauzia, Co-founder Lemonilo.com.

Shinta bercerita, awal mula mendapatkan ide mendirikan market place Lemonilo lantaran melihat adanya kebutuhan orang sakit atau ibu hamil serta peningkatan kesadaran masyarakat atas manfaat dari mengonsumsi produk sehat dan alami sehari-hari. Namun, mendapatkan produk-produk sehat dan natural di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Selain sulit didapat, selama ini identik dengan harga mahal. 

Lemonilo hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan menjual produk-produk yang telah melalui proses seleksi menyeluruh dan dipastikan bahan-bahan yang digunakan sehat, natural, dan aman. Sekaligus memastikan bahwa pola hidup sehat bisa dilakukan sedini mungkin dengan cara yang mudah dan harga terjangkau. 

“Produk yang ditawarkan Lemonilo harganya cukup terjangkau, karena didapatkan langsung dari produsen sehingga bisa lebih murah 20%─50% dari pesaing. Segmen yang dibidik usia 18─55 tahun, khususnya kaum milenial, eksekutif muda, dan ibu rumah tangga,” ujar Shinta. 

Ada dua kategori produk yang dimiliki Lemonilo, yakni “Food” dan “Beauty & Body”. Dalam kategori Food, beragam produk ditawarkan mulai dari bahan makanan, seperti beras, mi instan, bumbu masak, gula, bahan kue dan tepung sehat. Pelanggan juga bisa mendapatkan camilan, sayuran dan buah, minuman dan makanan cepat saji. 

“Kami juga memiliki layanan katering yang menawarkan menu sehat dan paket menu untuk pemesanan harian atau bulanan. Produk makanan Lemonilo dijual mulai dari Rp9.500, sedangkan catering mulai Rp170.000 hingga Rp2.970.000 per paket,” tutur Shinta. 



Selain makanan dan minuman, Lemonilo juga menawarkan produk-produk perawatan wajah, perawatan tubuh, perawatan rambut, dan aromaterapi di kategori Beauty & Body. Saat ini produk yang dijual di situs Lemonilo sebesar 60% merupakan produk lokal yang berasal dari merchant, seperti UKM, koperasi petani, dan petani. 

“Sisanya sebesar 40% berasal dari importir, namun kami memiliki kebijakan hanya mengimpor pada saat tidak ada produk yang ekuivalen dengan produk lokal. Saat ini ada sekitar 160 merchant yang telah bergabung di Lemonilo,” sebutnya. 

Tak hanya menyediakan produk yang menarik, Lemonilo pun menyediakan fitur-fitur yang membantu pelanggan untuk menemukan dan mendapatkan produk yang dibutuhkan. Salah satu fitur yang menjadi andalan yaitu “Manfaat Produk”. Pengunjung dapat mencari produk berdasarkan rendah kalori dan gula, sertifikat halal, ramah lingkungan, berasal dari pemberdayaan wanita, UKM dan petani.

Kendati baru diluncurkan pada Oktober 2015 lalu, Shinta mengaku Lemonilo mendapatkan respons yang baik dari konsumen. Terlihat dari jumlah pengunjung situs yang rata-rata mencapai ratusan ribu per hari, yang sebagian besar berasal dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali.

Jadi Ekosistem Gaya Hidup Sehat Terbesar
Dalam memastikan kualitas produk sehat, alami, dan aman, Lemonilo memiliki tim food analyst yang bertugas melakukan pengecekan terhadap bahan pembuatan setiap produk. Sebelum dijual di situs Lemonilo, sebuah produk akan melewati food trial dan analisis yang dilakukan oleh tim tersebut.

“Kami punya 72 daftar bahan makanan yang dilarang untuk masuk ke Lemonilo, sedangkan untuk kategori produk kecantikan dan perawatan tubuh ada sekitar 50 daftar bahan yang dilarang, sesuai acuan FDA Amerika Serikat dan BPPOM,” jelas Shinta. 

Untuk mewujudkan visi sebagai healthy lifestyle ecosystem, Lemonilo akan meluncurkan makanan dan minuman sehat serta alami yang diproduksi sendiri. Meski belum mau membeberkan produk apa saja yang akan diluncurkan, Shinta mengatakan pihaknya telah memiliki 10 produk yang dibutuhkan konsumen dan paling laku berdasarkan penjualan di situsnya.

Dari data tersebut terlihat adanya kebutuhan dari masyarakat untuk mengonsumsi produk sehat. Dengan memproduksi sendiri diharapkan harganya semakin murah. Tujuannya bukan semata berjualan, tapi memiliki misi khusus supaya produk sehat dan alami bisa menjangkau masyarakat secara luas.

Melalui peluncuran produk, Lemonilo juga ingin mengedukasi masyarakat. Nantinya di setiap kemasan akan dicantumkan secara jelas manfaat kesehatan dari produk yang ditawarkan. Harapannya tren hidup sehat di Indonesia bisa dipercepat dan dijangkau oleh semua orang.

Selain edukasi, strategi Lemonilo dalam mengampanyekan pola hidup sehat dilakukan melalui komunitas yang memiliki 50.000 anggota. Banyak komunitas yang telah dirangkul Lemonilo, seperti komunitas gym dan komunitas organic. “Target terbesar kami menjadi ekosistem gaya hidup sehat terbesar di Indonesia,” pungkas Shinta. 


(Moh. Agus Mahribi, MM.08.2017)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar